CHAPT 1.
~ WHITE LIES TO YOU ~
Look at me straight in the eyes.
you are already look at elsewhere.
you only keep looking at the clock.
You don't have to tell me. I know you got someone else. Cn.blue-alone
you are already look at elsewhere.
you only keep looking at the clock.
You don't have to tell me. I know you got someone else. Cn.blue-alone
YOOCHUN
P.O.V
"Chunnie,maaf, aku tidak bisa jadian denganmu."
ucap cowok cantik di depanku.
"Apa itu karna Yunho-hyung?"
tanya ku penuh
selidik. Cowok cantik di hadapanku hanya diam, sesekali terdengar helaan napas yang berat dari
bibirnya. dia menunduk ke bawah,memainkan jari-jarinya yang lentik. Ku tatap
mata bulat dan bening itu . Mata itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.entah sejak kapan.
Emosiku mulai naik, ku tarik tangannya hingga bibir kami bersentuhan.Jaejoong
berusaha melepaskan diri,tapi percuma tenagaku lebih besar darinya.ku gigit
pelan bibir Jaejoong dan memaksa bibirnya terbuka. Tanpa membuang waktu lidahku langsung masuk ke
dalam rongga mulut Cowok itu dan menjelajahinya.
Puas dengan menjelajahi rongga mulut
Jejung, lidahku turun dan segera menjilati leher putih Jejung. menjilat,
menggigit pelan leher Jejung dan
meninggalkan bercak merah di lehernya..
“Chunie-ah..”Desahnya, masih tetap berusaha melepaskan diri. Tapi sama
sekali tidak ku gubris, Aku terus melakukan hal itu,hingga hampir seluruh leher
jejung penuh kissmark.
Tanpa kami sadari, seseorang dengan mata
onyxnya memandangi kami dengan tajam.
“Maaf mengganggu kesenangan kalian.” Ucap
orang itu mengejutkan kami. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi ,tapi itulah
yang membuat kami takut. Jejung mendorong tubuhku hingga terdorong ke
belakang,dan menghampiri orang itu dengan wajah panik.
“Yun..,yunnie., ini bukan seperti yang kau lihat.” Jaejoong berusaha menjelaskan situasi saat itu tapi yunho kelihatan tidak
peduli. Terlihat jelas kekesalan dari raut wajahnya.
“Aku ke sini hanya untuk melihat keadaan kalian bertiga saja.
Setelah masalah dengan SM,aku kira kalian akan tertekan,tapi aku salah.”
Ujarnya sembari tersenyum, senyum yang terlalu di paksakan. Yunho menatapku
dengan pandangan yang tidak bisa ku mengerti, setelah itu berganti menatap Jaejoong,yang matanya mulai
sembab.
“Joongie, selamat ya.kau sudah mendapat
penggantiku. Sekarang,aku tidak perlu cemas lagi memikirkanmu. Anyeong.” Yunho
mengibaskan tangan jejung yang masih memegang lengannya dengan kasar.dia berbalik
dan berniat perrgi, tapi tiba-tiba langkahnya berhenti dan menatap Jaejoong.
“Ini untukmu. Celemek. Aku pikir celemek
yang aku kasih 3 tahun yang lalu sudah usang dan perlu di ganti. jadi aku
membelikanmu saat perjalanan ke sini tadi.” Ujarnya . Yunho menyerahkan kantung
kertas berisi celemek itu tanpa tersenyum lalu meninggalkan Jaejoong yang sudah membeku.
Khawatir dengan keadaannya, perlahan aku mendekat dan mencoba memeluk Jaejoong.
PLAKK..
Sebuah tamparan mendarat di pipiku. Terasa
panas. Mataku terbelalak sempurna, belum pernah sekalipun dia memukulku sekeras
ini.
“Hyung..” ucapku lirih. Aku tidak yakin dia
mendengarnya atau tidak. Ku tatap mata bulat itu,
tampak berkaca-kaca meski tertutup poni yang mulai memanjang. Ku lihat setetes cairan
bening mengalir di pipinya. Dia segera berlari ke luar meninggalkanku yang masih syok dengan
kejadian berantai barusan. Semuanya terjadi tak kurang dari 7 menit. Tiba-tiba
rasa penyesalan menghinggapiku, seandainya saja aku dapat menahan perasaan ini
lebih lama. Seandainya saja aku tak perlu mencium Jaejoong sekarang. Semua
ini pasti tidak akan pernah terjadi.tapi
terlambat,semuanya telah terjadi. Waktu tak bisa ku
putar kembali.
“Apa yang sudah aku lakukan?” Ucapku entah
pada siapa.
***
“Chunnie..chunnie.” panggil Junsu sembari
mengibaskan tangannya di depan mukaku.
“Kau tidak apa-apa? Tanyanya,terlihat cemas. Aku
menggeleng pelan,sangat pelan hingga aku sendiri ragu apa aku betul baik-baik
saja.
“Hah.. dari tadi kau melamun terus, kau
mendengarkanku tidak sih?” Junsu menggerutu. Ia menggembungkan pipi tembemnya,tanda ia sedang sangat kesal.
“He’eh., aku dengar kok.” Ucapku bohong. Mana
mungkin aku bilang yang sejujurnya, bisa-bisa dia akan mengomel lebih panjang
lagi.
“Apa coba?” Junsu mengujiku. Rupanya, cowok itu bisa
mengendus kebohonganku. Tentu saja aku yang jelas-jelas tidak
mendengarkannya menjadi gelagapan.
“Hmmp… tentang sepak bola Korsel VS Yunani
kemarin kan ?”
tebakku asal-asalan sambil berdoa dalam hati semoga jawabanku tidak meleset.
Junsu menatapku lama lalu mendesah.
“Hah~ ternyata kau tidak mendengarkannya
ya?” Ucap cowok itu,kecewa.
JDERR.. tiba-tiba ada sekelebat petir
menyambar di belakangku,seperti di komik jepang. Keringat dingin mulai membasahi seluruh
tengkuk leherku.
“OMG!! Nagabonardibelahjadidua.. mampus!”
batinku. Setelah ini pasti junsu akan mengomeliku lebih panjang hingga aku
yakin panjangnya melebihi panjang sungai Han!
“Nee.. sebagai hukumannya…” junsu mulai
bangkit. Jantungku semakin berdetak kencang.
“Kau harus menemaniku main sepakbola
sekarang!” lanjutnya.
…..
(bunyi jangkrik)
……………
(burung gagak lewat)
…………………… ( kodok terbang ) <<<
(yang ini kagak mungkin XD)
“ MWO !! ” teriakku hingga hewan-hewan di
atas langsung budeg, mendengar teriakanku.
Tanpa basa-basi,Junsu menarikku (lebih tepatnya menyeretku) menuju
lapangan sebelah.
***
Di lapangan..
“Kau yang jadi kipernya!” perintah Junsu
seenak jidatnya.
“Heh?” aku sudah hampir protes ,tapi
Junsu langsung mendelik ke arahku.
“Nde,Arasseo..” ucapku patuh.
“Kau sudah siap,Chunnie?” Teriak Junsu
semangat,seperti mau membela Negara. Aku mengangguk tanda iya dan memasang
kuda-kuda.
Junsu mengambil langkah panjang dan siap menendang.
WUUIIINGGG… Bola melesat jauh.., jauh..,
jauh..
PRANGG.. GUBRAKK BRUK..Bruk..bruk
“Adaw!”
Terdengar suara jeritan seperti kodok yang sedang di sembelih (maaf,
author sedang nge-fans ama kodok) dari suatu rumah. Ternyata bola yang di
tendang Junsu, dengan sukses melewati atap dan mendarat tepat di atas kepala Tn. Kang, tetangga sebelah
kami.
“Siapa yang berani menendang bola ke
kepalaku yang botak ini! Aish! Jadi
tidak berkilau lagi. Awas kalian!” Ujarnya geram.
“Chun, setelah aku hitung sampai tiga,kita lari.1..2
.. Lari!! “ Belum sampai hitungan yang ke tiga, Junsu sudah
menggeret lenganku. Sedangkan Tn.Kang masih berlari
mengejar kami. Sampai di tikungan, Junsu menarikku ke salah satu tikungan
sempit yang seharusnya hanya muat satu orang. Bayangkan saja bagaimana posisi
kami, Sangat tidak pantas di lihat
anak di bawah umur.
“Su..”
“Sssttt…” Junsu membungkam mulutku.
Dia melepas tangannya dari mulutku setelah semuanya aman.
“Hah~syukurlah untung kita tidak ketahuan
ya. Kalau dia tahu kita yang
mengotori kepala botaknya yang
mengkilap, bisa tamat.” Ucap junsu di sela napasnya yang masih
terengah-engah. “ Menurutmu, apa dia
memakai semacam Vacum Cleaner untuk membersihkan kepala botaknya tiap menit?” lanjutnya dengan wajah
bingung yang di buat-buat.
“Hahahahaha… aku rasa begitu.” Ujarku
terpingkal-pingkal.
“Nah gitu dong. Aku lebih suka kau saat tertawa .” Ucap Junsu membuatku
sedikit salah tingkah. (Chun ge-er XDD)
Tempat yang sempit ini,membuat kami jadi
susah untuk keluar,hingga ku rasakan napas kami menjadi satu. Sangat dekat.
“biar aku duluan yang keluar..” ucap Junsu yang
wajahnya sudah memerah,entah karena
kepanasan atau alasan yang lain. Junsu sudah berhasil keluar, dan kini
giliranku.
“HWAA!” teriakku. kakiku terantuk
batu,hingga menyebabkanku jatuh menimpa tubuh
langsing itu hingga terjerembab dan membuat bibir kami bersentuhan. Lama kami terdiam
dalam posisi yang seperti itu. Hingga tiba-tiba Junsu mendorongku ke belakang
dengan keras.
“Apa yang kau lakukan?” Pekik cowok itu.
Kini wajahnya bertambah merah. Kalau boleh jujur,dia sangat manis. Bentakan
Junsu membuatku sedikit terkejut, refleks tanganku menggandeng tangannya,mencegah
cowok itu pergi. Dia terlihat kaget,begitu pula aku.
“Mian…” ucapku langsung melepas tangannya.
If
I was given one more chance,
I would tell you once again
that I love you.
But the words that contain my overflowing feelings
cannot reach you anymore. Stand by u –tvxq-
I would tell you once again
that I love you.
But the words that contain my overflowing feelings
cannot reach you anymore. Stand by u –tvxq-
JAEJOONG P.O.V
Berjalan di tengah jalan dengan memakai
syal memang tidak aneh di Negara ini.
Tapi, sekarang beda. Di Seoul sedang musim panas sekarang,dan aku tetap memakai
syal. Tidak heran,semua orang yang melintas melihat ke arahku dengan tatapan
aneh. Bukan karena, aku bintang korea
yang terkenal saat ini,tidak mungkin mereka tahu ini aku,Kim jaejoong , aku
sudah menyamarkan wajahku dengan memakai topi yang sedikit di turunkan. Seorang
cewek lewat di depanku dengan menggandeng cowoknya, gadis itu berbisik.
“Lihat,cowok itu aneh ya. Di musim panas seperti ini memakai Syal,apa gak
kepanasan tuh?” Ujar gadis itu. Aku pura-pura saja tidak mendengar, dan
melanjutkan perjalananku ke rumah Yunho.
“ Chunnie sialan! Gara-gara dia aku harus
berpenampilan seperti ini! Mana kissmarknya gak hilang-hilang lagi, meski udah
di gosok pake abu sekalipun!” Gerutuku sembari memencet nomor Yunho. Untuk yang
ke sekian ribu kali, dia me-reject telpon ku. Rupanya cowok itu masih marah
dengan kejadian tadi. Aku tahu,aku salah. Tapi,semua itu bukan hanya
kesalahanku bukan? Aku tidak mau putus dengan Yunho hanya karNa masalah kecil
seperti ini. Sedikit mencak-mencak, ku putuskan untuk mendatangi apartement
Yunho saja.
TING..TONG..
“ nde, chankammaneyo..”
Ckleekk..
Dari balik pintu, muncul seseorang yang
sangat ku rindukan. Seseorang yang sudah ku anggap keluarga sendiri selama 6
tahun ini.
“Jae umma!!” Pekiknya dengan nada tinggi yang khas.
Entah kenapa,aku yang biasanya merasa sangat terganggu dengan suara ini Saat ini
menjadi sangat rindu dengan suara ini. Changmin
menghampiriku dan memelukku dengan erat.
Ke dua matanya tampak berkaca-kaca, dia tidak menyangka aku akan nekat ke sini. Changmin langsung menyuruhku
masuk dan menghidangkan minuman
kesukaanku.
“Yunnie…”
“Ah! Hyung sedang pergi pemotretan dia baru pulang nanti malam.Umma menginap saja di
sini.” Pinta Changmin dengan wajah innocentnya yang sulit di tolak.
“Tapi… bagaimana kalau Sooman-hyung tahu? Bukankah
dia melarang kita berbicara satu sama lain?” Ujarku. Changmin mendesah panjang. Kepalanya
menunduk ke bawah seperti sedang melamun. Aku yakin, untuk otak secerdas
Changmin dia tahu betul aturan yang di tetapkan SM ini.
“ Ya.. Tapi aku sangat merindukanmu.
Merindukan kalian semua! Aku ingin kita
berkumpul seperti dulu lagi. Aku sudah bosan seperti ini terus!!” Tanpa aku
duga Changmin meluapkan seluruh emosinya. Dia menutup wajah dengan ke dua
tangannya, menyeka air mata yang mengalir semakin deras. Aku terdiam dan memeluk tubuhnya yang terguncang pelan.
Malam ini,ku putuskan untuk menginap saja di apartemen ini.
***
Sudah lama sekali aku tidak memasuki
apartemen ini. Hampir dua bulan, namun perabotannya masih di letakkan di tempat
yang sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah, kecuali barang milikku,Junsu
dan Yoochun yang sudah tidak ada di sini. Mataku tertuju pada dapur ber-cat
baby blue. Di sana
penuh sekali kenangan . Saat Yunho memelukku setiap pagi,dan menciumku. Aku ingat
betul dia sangat mengganggu, mulanya ku biarkan saja dia terus mendekapku dari
belakang,tapi lama-lama aku merasa terganggu. Bagaimana tidak? Dia terus
mendekapku ke manapun aku pergi. Tapi, entah mengapa sekarang aku merasa rindu
dengan moment seperti itu.
FLASH BACK~
“Boojaejoongie..” Rajuk yunho manja. Aku masih saja
tidak menggubrisnya, dan tetap sibuk dengan masakan di depanku. Dia memeluk
pinggan rampingku dari belakang , membuatku sedikit terganggu. Terpaksa,ku
hentikan aktivitasku dan berbalik ke belakang, menatap Yunho yang kini sedang
menatapku juga.
“Yunnie, bisakah kau tidak mengganggu ku? Aku sedang
masak nih.” Protesku memasang wajah cemberut. Yunho terkekeh, mencubit hidungku
setelah itu mencium lembut bibirku. Sangat lembut hingga aku terpaksa menutup
mataku, menikmati setiap detik yang di sita Yunho.
“Kau tahu,Joongie? Aku benar-benar
tergila-gila padamu. Rambutmu yang halus, bibir merahmu dan kelembutanmu. Aku
suka semuanya.” Ucapnya membuat wajahku
merah seketika. Yunho menciumku lagi, kali ini sedikit lebih keras dan lama.
“Hmmph..bau apa ini?
Seperti bau hangus” Aku menghentikan ciuman yunho,dan beralih mengendus bau
asing itu.
“Hwaa… Hangus!! Terbakar! Yunnie!! Ambilkan air!”
teriakku panik saat aku sadar, masakan yang aku buat terbakar. Yunho segera
berlari mengambil air, sedangkan yang lain,yang sedari tadi mengintip kami
akhirnya muncul dan ikut panik. Malam itu, akhirnya kami makan di luar.
END OF FLASH BACK~
“Aku sengaja tidak memindahkan perabotan di
sini, karna aku yakin suatu hari kita pasti akan bersama lagi seperti dulu.
Kalian pasti akan kembali ke sini.” Ujar changmin membuyarkan lamunanku. Aku
memeluk tubuh jangkung itu dengan haru. “Maafkan aku,Changmin-ah .. aku sadar, selama ini aku egois. Kami memutuskan sendiri
akan menuntut SM, kalau seandainya tahu
semua ini akan terjadi, kami pasti akan menahan diri lebih lama lagi.” Ucapku
penuh sesal. Changmin tersenyum, senyum malaikat yang lama tak pernah nampak.
Aku terus memeluknya dalam keheningan.
***
CKLEEKK..
Terdengar pintu di buka. Aku langsung
terbangun dan melirik jam di sampingku.
“jam 2 ?” desahku sembari mengucek mata berulang kali,mencoba
mengumpulkan serpihan nyawa yang masih di alam peri. Ku lihat Changmin masih
pulas di sebelahku dengan wajah malaikatnya.
Sedikit gontai, aku berjalan menuju ruang tengah yang letaknya tak jauh dari kamar Changmin.
Sayup-sayup,terdengar suara Yunho sedang
berbicara dengan seseorang. Tapi siapa?
“Yunnie?” Panggilku ragu-ragu. Yunho menoleh ke arahku
begitu pula orang itu. Orang yang tidak ingin aku temui saat ini.
“Joongie?” Yunho menatapku seolah tak percaya.
Wajahnya yang tenang berubah panik.
“Kenapa penghianat itu ada di sini?” Tanya
orang itu,Sooman dengan wajah dingin. Matanya memperlihatkan kemarahan, seperti ingin menelanku
bulat-bulat. Tanpa rasa takut. Ku dekati orang itu dan memberi hormat.
“Aku ke sini ingin berbicara dengan Yunho.”
Ucapku to the point.
“DASAR ANAK KURANG AJAR!! MASIH BERANI KAU
KE SINI,HAH!! TAK TAHU MALU! ” Teriak Sooman, tangannya sudah mengepal dan melayang ke arahku. Aku menutup mataku,
tak berani melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
DUAKK ..
Terdengar bunyi yang cukup keras mengenai
sesuatu. “Kenapa tidak terasa apa-apa?” batinku. Ku buka sedikit mataku. Yunho
berdiri di depanku,merentangkan ke dua tangannya. Di pipi cowok itu ada bekas
lebam biru. Rupanya, yunho menjadikan
dirinya sendiri tameng untuk melindungiku dari pukulan Sooman.
“Mianhae., Hyung. Aku yang mengundangnya kemari. Ada barangnya yang
tertinggal.” Ujar Yunho berbohong.
“Aku ingin berbicara dengannya sebentar.”
Setelah memberi hormat,Yunho menutup pintu dan menarik lenganku,menyuruhku
duduk di sofa. Sooman pulang dengan hati dongkol.
“Yunnie…” ucapku lirih. Ku pegang lembut pipinya yang
lebam. “Aku obati sebentar ya?”
Tawarku.
“ Tidak perlu,aku tidak apa-apa. Sekarang, apa yang
ingin kau katakan?” Ujarnya dingin. Tak ada sedikitpun kehangatan di sana . Aku rasa, sekilas
yunho melihat kissmark di leherku tapi wajahnya terlihat datar. Ya Tuhan, ke
mana yunho yang dulu? Ke mana perginya senyum hangat itu? Batinku menangis.
“Kenapa melamun? Cepat katakan tujuanmu ke
sini. Aku capek,ingin istirahat.” Ucapnya dingin tanpa melihat ke arahku. Dia berdiri dan menyetel radio di
meja seberang. Aku sudah lelah dengan sikapnya. Aku berjalan ke arahnya dan ku
dekap erat punggung tegap itu dari belakang. Punggung yang selama ini selalu
menjadi tempatku berteduh. Dia terlihat terkejut tapi tak berusaha melepasku.
“Aku mohon, biarkan aku memelukmu sebentar saja.Aku mohon…” Pintaku setengah
berbisik. Dari radio, Lagu “WHITE
LIES” milik
kami terdengar mengalun lembut di telingaku.
“Aku mencintaimu. Tidak bisakah kita
bersama lagi? Seperti dulu, tak bisakah? Setiap detik aku terus memikirkanmu,
setiap deru napasku hanya memanggil namamu. Setiap menit bayangmu selalu
melintas. setiap hendak tidur, aku merindukanmu. Rindu kalimatmu yang
menyuruhku tidur,meski kasar. Rindu saat kau membelai dan mengecup keningku.
Apa kau tidak merasakannya juga? Dadaku terasa sesak. Tak bisakah kita seperti
dulu lagi?” ujarku panjang lebar. Air mata dan semua perasaan yang terpendam sekian lama , ku
keluarkan semua. Tak peduli apa yang Yunho pikirkan.
“Pulanglah. Aku ingin istirahat. Lagipula
Yuchun pasti menghawatirkanmu di rumah”
Ujar yunho. Seluruh tubuh dan hatiku
langsung terasa hancur. Dengan air mata yang berlinang, aku masih berdiri di
belakang yunho, memastikan kalau yang aku dengar salah. Tapi tidak,Yunho
melepas dekapanku,dan membukakan pintu untukku. Dengan berat hati, ku
langkahkan kakiku keluar.
“Perhatikan waktu makanmu, jangan terlalu
bekerja keras. Aku tidak ingin Maag mu kambuh.Selamat tinggal.” Ucapku sebelum
pergi.
***
I can’t stop my heart from missing
you. My heart is hurt but I will keep you inside it.
Love you, I love you
You’re my man, my first and the last man
When you’re beside me everything will be OK
Love you, I love you
You’re my man, my first and the last man
When you’re beside me everything will be OK
Both
Even though I’m hurt I still love you
Do you know about my love for you?
Even though I’m hurt I still love you
Do you know about my love for you?
Yunho p.o.v
Tiba-tiba Jaejoong memelukku dari arah belakang
“Aku mohon, biarkan aku memelukmu
sebentar saja.Aku mohon…” Pintanya membuatku enggan melepaskan
pelukannya. Benar-benar hangat, aku sangat merindukan perasaan ini.
“Aku mencintaimu. Tidak bisakah kita
bersama lagi? Seperti dulu, tak bisakah? Setiap detik aku terus memikirkanmu,
setiap deru napasku hanya memanggil namamu. Setiap menit bayangmu selalu
melintas. setiap hendak tidur, aku merindukanmu. Rindu kalimatmu yang
menyuruhku tidur,meski kasar. Rindu saat kau membelai dan mengecup keningku.
Apa kau tidak merasakannya juga? Dadaku terasa sesak. Tak bisakah kita seperti
dulu lagi?” Ujar jaejoong panjang lebar.
‘Aku tahu Joongie, aku juga merasakannya…’ Jawabku dalam hati.
Aku rasakan, tubuh itu terguncang. Cowok cantik itu kini
menangis. Apa yang harus aku lakukan? Aku beralih menghadap ke arahnya,
tanganku terangkat, ingin sekali memeluk tubuh itu. Mataku tertuju pada tanda
kissmark di lehernya, aku sadar Aku bukan pria yang baik untuknya. Yoochunlah orangnya. Segera
ku tarik kembali tanganku. Di saat seperti inilah, aku benci pada diriku sendiri.
“Pulanglah. Aku ingin istirahat. Lagipula Yoochun pasti
menghawatirkanmu di rumah.” Ucapku tanpa sadar. Dia menatapku terkejut, air
matanya mengalir lebih deras. “Shit! Apa yang baru saja aku lakukan? Aku
membuatnya bertambah
sedih” Batinku. Aku berjalan melewati Jejung, dan membukakan pintu untuknya.
“Perhatikan waktu makanmu, jangan terlalu
bekerja keras. Aku tidak ingin Maag mu kambuh.Selamat tinggal.” Ucap Jejung
sebelum pergi. Ku tatap punggung itu yang mulai menghilang di tikungan. Hatiku
benar-benar sakit. Aku tahu, Aku masih mencintainya.Aku tahu itu. Tapi, aku
tidak ingin dia terluka bila terus di sampingku. Segalanya telah berubah. Ku
sandarkan tubuhku di tembok. Lebam pukulan tadi masih terasa sakit, tapi tak
sesakit hatiku.
‘Mian, Joongie.Lebih baik begini. Yoochun pasti bisa menjagamu lebih baik
daripada aku.” Ujarku pelan. Sepelan angin yang berhembus malam ini.
Bersambunggg~
Review please,and dont be a silent Reader! gomaweo..XDD